Ramai-Ramai Warga Rusia Takut Ngaku Asal Negaranya, Kenapa?

Orang-orang berkumpul di dekat monumen pendiri Uni Soviet Vladimir Lenin saat mereka tiba untuk konser patriotik yang didedikasikan untuk Hari Pembela Tanah Air yang akan datang di stadion Luzhniki di Moskow pada 22 Februari 2023. (AFP via Getty Images/NATALIA KOLESNIKOVA)

Selama setahun terakhir, warga Rusia semakin kesulitan untuk bepergian ke luar negeri. Mereka menyebut hal ini terjadi seiring dengan meningkatnya sentimen anti-Rusia karena perang Presiden Vladimir Putin di Ukraina.

Namun saat mendapatkan kesempatan ke luar negeri, kebanyakan dari mereka bahkan takut untuk mengakui bahwa berasal dari Rusia. Salah satu warga Rusia bernama Lana (bukan nama sebenarnya) tinggal di negara di Asia dan berencana pulang musim panas lalu untuk pertama kalinya sejak pandemi dimulai.

Namun ia membatalkan kepulangannya setelah invasi ke Ukraina, meskipun orang tuanya tidak pernah bertemu dengannya kembali selama bertahun-tahun. Alih-alih pulang ke rumah, Lana berkeliling Asia, seperti Thailand dan Jepang.

“Sangat sulit untuk pergi ke luar negeri dan bertemu orang baru dengan berpikir bahwa Anda adalah orang dari Rusia, dan bagaimana orang akan menanggapinya,” kata Lana, mengutip CNBC International, dikutip Selasa (11/4/2023).

Dia berkata ketika orang bertanya dari mana asalnya, ada momen antisipasi yang muncul. Terutama pasca serangan Putin ke Ukraina.

“Saat itu, ketika Anda mengatakan ‘Saya dari Rusia’, hal pertama yang orang katakan adalah vodka, beruang, (boneka) Matryoshka, dan semua hal yang tidak bersalah itu. Anda merasa seperti ya, saya dari Rusia-itu keren,” ujarnya.

“Tapi sekarang berbeda,” tegasnya.

Saat bepergian, dia bersiap untuk komentar negatif jika mengaku dari Rusia. Meski begitu, Lana mengaku belum ada yang seperti itu, tetapi sebaliknya orang memberikan simpati dan perhatian.

Lana mungkin beruntung, tak seperti Anna (bukan nama sebenarnya) yang diusir setelah diketahui merupakan warga Rusia. Dia mengatakan ada prasangka dan stigma tentang orang Rusia sehingga terjadi peristiwa tak mengenakkan tersebut.

Saat itu Anna ditolak makan di restoran Polandia setelah seorang pelayan setelah melihat buku panduan bahasa Rusia miliknya. Setelah itu, dia mulai lebih menyembunyikan kewarganegaraannya.

“Setelah perang, saya kira, saya akan lebih takut dengan pertanyaan itu, karena saya akan langsung merasa perlu untuk mulai menjelaskan diri saya sendiri, takut akan reaksi negatif dan agresif,” ungkapnya.

Julia Azarova, seorang jurnalis independen yang telah meninggalkan Rusia setahun yang lalu, juga membagikan kisahnya. Dia mengatakan dia melarikan diri dari Moskow ke Istanbul setelah invasi ke Ukraina, sebelum akhirnya menetap di Lituania.

Azarova setuju bahwa sulit untuk bertemu orang asing. Terutama karena dia bergumul dengan perasaan bersalahnya sendiri.

“Anda mengerti bahwa Anda secara pribadi tidak melakukan kesalahan apa pun, tetapi Anda tidak dapat menghilangkan gagasan bahwa ada sesuatu yang salah dengan Anda secara pribadi,” katanya.

Sejak meninggalkan Rusia, Azarova mengatakan dia tidak pernah berkonfrontasi mengenai kewarganegaraannya. Namun, seperti Anna, dia mengatakan dia sering merasa perlu untuk segera mengatakan perasaannya tentang perang.

Dia mengatakan percakapannya dengan orang asing telah membantunya karena merasa tidak ada yang menyalahkannya. Sekarang dia tidak lagi takut untuk mengatakan dia orang Rusia, katanya, karena dia tidak bisa berbuat apa-apa atas peristiwa yang terjadi.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*