Sebuah dokumen rahasia Amerika Serikat (AS) bocor. Salah satunya terkait perang Rusia dan Ukraina.
Yang mencengangkan adalah fakta bahwa Wahington memata-matai Presiden Ukraina Vladimir Zelensky. Hal ini diungkap CNN International mengutip laporan intelijen dimuat Russia Today, Senin (10/4/2023).
AS disebut mengawasi Zelensky dengan menggunakan ‘intelijen sinyal’, yang didefinisikan sebagai komunikasi yang dicegat dari perangkat elektronik. Sebuah sumber yang dekat dengan Zelensky mengatakan bahwa berita itu tidak mengejutkan seraya menambahkan bahwa para pejabat di Kyiv kini frustrasi tentang kebocoran tersebut.
“Sebuah laporan intelijen AS mengatakan bahwa pada akhir Februari, Zelensky menyarankan untuk menyerang lokasi penempatan Rusia di Oblast Rostov Rusia dengan drone karena KyiV tidak memiliki senjata jarak jauh yang dapat mencapai target sejauh itu,” tulis media tersebut mengutip laporan.
Hal ini diyakini terkait pula dengan dikirimnya roket HIMARS buatan AS ke Ukraina untuk menyerang sasaran jauh di dalam Rusia. Beberapa media sempat mengatakan, Washington memodifikasi peluncur yang dikirim ke Ukraina sehingga mereka tidak dapat menembakkan proyektil jarak jauh guna meneiam eskalasi.
“Namun, Ukraina telah mengubah beberapa rencana militernya karena kebocoran dokumen tersebut,” papar salah seorang sumber yang dekat dengan Zelensky.
Rusia memang mengklaim drone telah digunakan untuk menyerang lapangan terbang, depot minyak, dan target lain di dalam Rusia setelah Moskow meluncurkan serangan ke negara tetangga pada Februari 2022. Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bulan lalu bahwa modifikasi Ukraina dari Tu-141 Strizh buatan Uni Soviet jatuh di wilayah Tula, 250 km dari perbatasan dengan Ukraina.
Sebelumnya, dokumen intelijen AS bocor di media sosial Discord. Bukan cuma soal Rusia-Ukraina, tapi ada juga Korea Selatan (Korsel) hingga Israel.
Terkait Korsel, data yang bocor menyebutkan bahwa intelijen AS “menguping” percakapan dua pejabat senior keamanan nasional Negeri Ginseng tentang kekhawatiran Dewan Keamanan Nasional negara itu setelah AS meminta bantuan amunisi untuk Ukraina.
Para pejabat khawatir bahwa memasok amunisi, yang kemudian akan dikirim AS ke Ukraina, akan melanggar kebijakan Seoul untuk tidak memasok bantuan mematikan ke negara-negara yang sedang berperang. Meski, pada akhirnya, salah satu pejabat kemudian menyarankan cara untuk mengakali kebijakan tersebut dengan menjual amunisi ke Polandia.
“Dokumen tersebut telah memicu kontroversi di Seoul, dengan pejabat Korea Selatan mengatakan kepada wartawan bahwa mereka berencana untuk mengangkat masalah tersebut ke Washington,” tulis The New York Times.
Soal Israel, laporan yang diproduksi oleh CIA, mengatakan bahwa badan intelijen utama Israel, Mossad, telah mendorong protes terhadap pemerintah negara itu. Ini terkait peraturan peradilan baru yang dicetuskan pemerintah Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu.
“Mossad telah mendorong protes terhadap pemerintah, termasuk beberapa seruan eksplisit untuk bertindak,” tulis laporan tersebut.