Mayoritas bursa Asia-Pasifik ditutup melemah pada perdagangan Rabu (24/5/2023), di mana investor masih mencerna pertemuan penting soal plafon utang antara Presiden Amerika Serikat (AS) dan Ketua DPR AS yang tidak menghasilkan solusi.
Hanya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang ditutup di zona hijau pada hari ini, yakni naik 0,14% menjadi 6.745,804.
Sedangkan sisanya ditutup di zona merah. Indeks Nikkei 225 Jepang merosot 0,81% ke 30.706,1, Hang Seng Hong https://kecoak123.shop/ Kong ambruk 1,77% ke 19.088,15, Shanghai Composite China ambles 1,1% ke 3.210,5, Straits Times Singapura melemah 0,21% ke 3.211,47, ASX 200 Australia terkoreksi 0,63% ke 7,213.8, dan KOSPI Korea Selatan turun tipis 0,01% menjadi 2.567,45.
Investor cenderung khawatir dengan belum selesainya pembahasan terkait pagu utang AS, di mana masalah ini dikhawatirkan akan berdampak domino ke pasar keuangan global, terutama di kawasan Asia-Pasifik.
Melansir CNBC International, Ketua DPR AS, Kevin McCarthy dan Presiden AS, Joe Biden bertemu di Gedung Putih pada Senin malam waktu AS, dalam diskusi yang oleh sang Ketua DPR deskripsikan sebagai “produktif” dan “profesional.”
Pembicaraan terbaru yang berlangsung selama satu jam dan hanya beberapa hari sebelum tanggal awal AS dapat mengalami gagal bayar (default), berakhir tanpa solusi tetapi terdengar nada yang lebih positif.
“Presiden dan saya mengetahui batas waktu, jadi saya pikir kami akan berbicara setiap hari … sampai kita menyelesaikannya,” kata McCarthy, mencatat bahwa kedua tim akan “kembali bersama dan bekerja semalaman” untuk mencapai kompromi.
Presiden dari Partai Demokrat dan anggota Kongres dari Partai Republik tersebut sejauh ini berjuang untuk membuat kesepakatan, seiring McCarthy menekan Gedung Putih untuk menyetujui pemotongan anggaran Federal yang dianggap Biden “ekstrem” dan sang presiden mendorong pajak baru yang ditolak oleh Partai Republik.
Namun, kedua belah pihak menekankan perlunya menghindari default dengan kesepakatan bipartisan setelah pertemuan Senin malam waktu AS, dan mengisyaratkan bahwa mereka akan berbicara dalam beberapa hari mendatang.
Menurut sumber yang mengetahui situasi tersebut, para negosiator Gedung Putih kembali ke Capitol Hill pada Senin malam untuk melanjutkan pembicaraan.
Demokrat dan Republik memiliki waktu hingga 1 Juni untuk meningkatkan batas pinjaman pemerintah atau harus menghadapi gagal bayar utang yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang menurut para ekonom dapat menyebabkan resesi.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen pada Senin mengingatkan tentang betapa sedikit waktu yang tersisa.
Yellen mengatakan, perkiraan tanggal gagal bayar paling awal tetap pada 1 Juni dan bahwa “sangat mungkin” Departemen Keuangan tidak lagi dapat membayar semua kewajiban pemerintah pada awal Juni jika plafon utang tidak dinaikkan.
Investor terus memantau negosiasi batas utang di Washington dengan seksama, berharap mendapatkan kepastian lebih menjelang tanggal X alias X-date pada 1 Juni mendatang.
Di lain sisi, pasar juga bereaksi terhadap pembicaraan hawkish baru-baru ini dari para pejabat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed). Investor juga menanti pidato dari Ketua The Fed, Jerome Powell pada Kamis dini hari waktu Indonesia terkait arah kebijakan moneter kedepannya.
Investor di pasar berjangka fed fund memperkirakan hanya peluang 23,4% dari kenaikan suku bunga pada pertemuan Fed 13-14 Juni, menurut CME Group.
Namun, mereka kini melihat paling banyak satu penurunan pada akhir tahun ini, dengan probabilitas sebesar 58,3% bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga ke target 4,75%-5%.